
Pasuruan, ScdNews.id – Inovasi pelayanan lansia “Sister Peri Si Plus” dari RSUD Grati terpilih sebagai Top 90 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Jawa Timur 2025.
Seluruh keunggulan program dipresentasikan langsung oleh Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, di Command Center Kabupaten Pasuruan, Kamis (27/11/2025) di hadapan dewan juri profesional.
Dalam paparannya, Bupati Rusdi memaparkan sejumlah persoalan yang menjadi latar belakang lahirnya inovasi tersebut.
Kunjungan pasien lansia ke RSUD Grati sebelumnya sangat minim hanya 2 persen dari total lansia di Kabupaten Pasuruan.
Selain itu, belum tersedia pelayanan khusus untuk lansia, alur layanan dinilai berbelit, pasien harus bolak-balik antar poli, hingga antre panjang saat mengambil obat.
“Banyak kendala yang membuat lansia enggan berobat. Karena itu, kami mencetuskan Sister Peri dan mengembangkannya menjadi Sister Peri Si Plus,” ujar Rusdi, Selasa (02/12/25).
Program Sister Peri Si Plus menggabungkan pelayanan geriatri terpadu dengan penguatan komunitas lansia.
Sejak dirilis pada masa pandemi 2020, berbagai layanan baru terus ditambahkan, di antaranya:
1. Klinik One Stop Service (2020)
Layanan tanpa antre yang mencakup pemeriksaan dokter, analis laboratorium, konsultasi gizi hingga pengambilan obat dalam satu ruangan geriatri.
2. Home Visit Dokter Spesialis (2021)
Tim lengkap dokter spesialis, perawat, bidan, apoteker, analis lab, fisioterapis, ahli gizi, hingga petugas farmasi datang langsung ke rumah pasien.
3. Layanan Antar-Jemput Gratis (2021)
Pasien lansia bisa dijemput petugas setelah mendaftar via WhatsApp satu hari sebelumnya.
4. Avenger (Quick Response Emergency) (2022)
Layanan kegawatdaruratan lansia melalui telepon atau WhatsApp. Petugas menangani pasien langsung di rumah sebelum dibawa ke IGD. Kini terintegrasi dengan call center 112.
5. High Access (2023–2024)
Meliputi pembentukan paguyuban lansia, grup konsultasi kesehatan via WhatsApp, talkshow edukasi, kunjungan dokter ke faskes tingkat pertama, serta kegiatan pertanian dan perikanan seperti kebun lansia, budidaya ikan, hingga pengajian dan layanan kesehatan gratis.
Rusdi menyebut, inovasi ini terbukti meningkatkan kesadaran lansia untuk rutin memeriksakan kesehatan, termasuk menjaga kondisi fisik dan mental.
Sister Peri Si Plus juga memberi ruang bagi lansia untuk tetap produktif. Mereka dilibatkan dalam kegiatan berkebun dan budidaya ikan melalui kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Dinas Perikanan.
Direktur RSUD Grati, drg Dyah Retno Lestari, mengatakan para lansia mendapatkan pelatihan, bibit tanaman, bibit ikan, hingga jadwal piket rutin untuk merawat kebun dan kolam.
“Ada juga pertemuan rutin, pengajian, pelatihan membuat kue dan kerajinan. Hasil panen dan olahan makanan dijual di kafetaria RSUD Grati untuk menambah pemasukan para lansia,” ujarnya.
Hingga kini, inovasi Sister Peri Si Plus telah melibatkan hampir 200 lansia. Mereka dinilai semakin aktif, mandiri, dan berdaya.
Retno berharap seluruh layanan program ini dapat terus berkembang setiap tahun.
“Mudah-mudahan inovasi ini berjalan berkelanjutan dan manfaatnya semakin luas,” pungkasnya.(wid)
Tidak ada komentar